Rekayasa dan pemanfaatan
@Yohan Dwi Apriyanto
Radiografi neutron
Rekayasa neutron merupaka salah satu aplikasi dari
pemanfaatan teknologi atom atau lebih dikenal dengan nuklir, berkah dari
penemuan ini memang tidak sebatas untuk kebutuhan pemusnahan massal, dibaliknya
muncul keajaiban untuk perkembangan peradaban, tinggal bagaimana niat dan
tujuan manusia-manusia itu memanfaatkannya.
Radiografi merupakan salah satu metode pengujian tidak
merusak, biasa diistilahkan Non Destructive Testin (NDT). Radiografi merupakan
metode pengujian sistem, struktur, komponen di suatu industry tanpa mengubah
keadaan fisik benda uji. Jenis pengujian metode ini berdasarkan sumber radiasi
seperti radiografi neutron, sinar X, sinar gamma. Teknik pemakaian sinar X dan
gamma telah lebih dahulu dikembangkan dan diaplikasikan dalam industry.
Sedangkan, neutron adaah partikel penyusun dari inti atom
yang bermuatan netral. Ketika sebuah neutron bertemu dengan inti atom yang lain,
maka keduanya akan saling bereaksi. Hamburan elastic merupakan reaksi neutron
jika interaksi tidak menghasilkan perubahan komposisi dan energy. Reaksi
tersebut akan membuat neutron kehilangan sebagian energinya menjadi energy
kinetic.
Sebaliknya, hamburan tak elasti akan terjadi bila interaksi
inti atom tidak mengalami perubahan komposisi, tetapi energy internalnya
mengalami eksitasi, inti atom tersebut umumnya akan memancarkan sinar gamma.
Selain terhambur, neutron juga dapat tertangkap pada saat reaksi inti. Reaksi
tangkapan neutron akan menghasilkan partikel lain yaitu foton. Aplikasi
radiografi neutron, berkas neutron berasal dari reactor nuklir atau reactor
rise dengan daya rendah antara 100kW – 30MW.
Radiografi neutron mempunyai beberapa keunggulan
dibandingkan radigrafi sinar X dan gamma, salah satunya dipakai untuk
menentukan radioisotope yaitu isotope yang mempunyai kemampuan untuk
memancarkan radiasi pengion. Kemudian untuk menentukan material yang memiliki
nomor atom ringan berat seperti Hidrogen (H), Carbon ©, Niterogen (N), Oksigen
(0), Sulfur (S), Uranim (U) dan Putonium (Pu). Hal itu dapat terjadi karena
sifat interaksi neutron dengan materi uji merupakan interaksi inti. Berbeda
dengan sinar X, interaksinya berupa electron yang berada dikulit atom.
Sistem radiografi sinar X dan radiografi sinar gamma
menggunakan sistem atenuasi atau pelemahan sinar yang melewati suatu medium,
sedangkan sistem eteksi neutron menggunakan serapan dan hamburan yang akan
menghasilkan citra gambar lebih jelas.
Konsep radiografi neutron
Percobaan berkas neutron berasal dari neutron isotopic maupun
reactor riset di tembakan ke objek dengan dihadangioleh beam port agar berkas
neutron tidak menimbulkan radiasi. Konsep berkas neutron ini menggunakan hukum
Lambert, dimana intensitas hamburan pendaran neutron sebelum melewati objek
lebih besar dari pada intensitas pendaran neutron setelah melewati objek.
Selama melewati beam port hingga detector prinsipnya akan diketahui
karakteristik material dari objek tersebut.
Sifat material dapat diketahuidari intensitas hamburan
pendaran neutron setelah melewati objek. Tebal objek atau material yang akan
dideterminasi diukur menggunakan stepwedge atau media pengukur ketebalan
material, dengan persamaan percobaan yang dipakai, n = n0.exp(-µd) ;
ln (n0/n) = µd ; µ = ln (n0/n) / d.
Dimana n0 adalah intensitas hamburan pendaran
neutron sebelum melewati objek, n adalah intensitas hamburan pendaran neutron
yang bila melewati objek akan sesuai sifat material, sedangkan d adalah tebal,
kemudian µ adalah karakteristik material suatu objek.
Setelah karakteristik objek telah terdeteksi oleh detector,
maka citra pendaran neutron akan ditangkap oleh cerimn yang diletakkan dengan
sudut elevasi 450. Cermin dan CCD camera dipasang dalam satu box
sehingga hasil pendaran maksimal. Selanjutnya akan direkam oleh CCD kamera yang
terhubung dengan computer, aplikasi ini dapat merekam sejumlah sampel sesuai
dengan kapasitas memori computeryang disediakan untuk dapat dianalisis sesuai
kebutuhan. Aplikasinya biasa dilakukan untuk analisis hiderogen, kandungan
karbon, mengidentifikasi bahan peledak dan mengetahui kadungan obat.
Radiografi sebaiknya tidak memakai manusi sebagai objeknya
karena dapat membahayakan, hal itu dapat terjadi ketika neutron berinteraksi
dengan suatu materi dapat menyebabkan radiasi sehingga materi tersebut bersifat
radioaktif. Bila objeknya tanaman, binatang dan materi lainnya bila terkena
radiasi dan menjadi radioaktif dapat langsung dimusnahkan atau dikarantina agar
radioakifnya mengalami peluruhan.
Harapannya teknologi rekayasa atom terus berkembang untuk
kesejahteraan manusia, bila dilakukan sesuai preosedur dan pengembangan terus
dilakukan, resiko bahaya dapat ditekan hingga mendekati aman. “Jaringan takut
terhadap teknologi nuklir karena nuklir itu juga ciptaan Tuhan, yang harus kita
manfaatkan” ujar Gede Bayu Suparta ahli radiografi neutron FMIPA UGM.
Komponen percobaan
Uji radiografi dilakukan dengan beberapa komponen, salah
satunya berkas neutron yang ditembakan sejajar untuk mengurangi reaksi
hamburan, dan menggunakan energy termal. Sifat dari hamburan sangat mempengaruhi
hasil pencitraan dari suatu objek yang dilewati neutron. Kemudian Beam Port
berfungsi menghilangkan jenis radiasi yang tidak diinginkan dari sumber
neutron, dengan bahan yang biasa dipakai adalah Timbal (Pb), Bismut (Bi),
Alumina (Al2O3) dan Pasir Kuarsa (SiO2).
Dektektor atau Scinilator Screen digunakan untuk
mempendarkan cahaya neutron, material yang dipakai perpaduan seng (Zn), Sulfur
(S) dan Perak (ZnS) Ag. Lalu cerin berfungsi mencerminkan pendaran objek ke CCD
kamera, sehingga kamera dapat menangkap dan mengabadikan citra dari objek
setelah terlewati berkas neutron. Sistem computer digunakan untuk menganalisis
dan simultan citra dari objek yang kemudian akan menghasilkan output yang
diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar